Umroh Bagi Anak Muda, Seberapa Penting Kah?
Umroh saat usia muda? ehm, entar-entar deh, nunggu tuaan dikit. Kadang begitu yang kerap muncul dalam perbincangan. Bahkan ada semacam pameo ibadah urusan orang tua, anak muda nikmati dulu dunia. Astagfirullah, semoga kita dan keluarga kita terbebas dari pikiran semcam itu.
Rasul mengajarkan pada kita, justru anak muda harus mampu menundukkan masa mudanya. Menundukkan masa muda untuk tumbuh dalam beribadah kepada Allah (syaabun nasya-a fi ‘ibadatillah). Dalam sebuah hadis ;
Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas, beliau berkata: Pada suatu hari saya berada di belakang rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
Kembali pada pertanyaan di awal, bagaimana dengan umroh saat usia masih muda ? Jika merujuk pada hadis rasulullah di atas. Beribadah dan menjaga Allah dengan beribadah dan berbuat kebajikan adalah sebuah nilai yang luar biasa bagi anak muda. Maka tiada keraguan lagi, jika kita pada usia muda telah diberikan kelapangan rezeki, kesehatan dan kesempatan maka tak ada alasan untuk menunda-nunda beribadah ke tanah suci.
Apalagi saat ini begitu banyak biro perjalanan umroh yang menyediakan paket umroh dengan berbagai variasi harga dan fasilitas. Bahkan untuk anak muda, bisa juga melakukan umroh sekaligus memperkaya wawasan keislaman dengan memilih paket umroh plus turki.
Rasul mengajarkan pada kita, justru anak muda harus mampu menundukkan masa mudanya. Menundukkan masa muda untuk tumbuh dalam beribadah kepada Allah (syaabun nasya-a fi ‘ibadatillah). Dalam sebuah hadis ;
Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas, beliau berkata: Pada suatu hari saya berada di belakang rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah.Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi).
Kembali pada pertanyaan di awal, bagaimana dengan umroh saat usia masih muda ? Jika merujuk pada hadis rasulullah di atas. Beribadah dan menjaga Allah dengan beribadah dan berbuat kebajikan adalah sebuah nilai yang luar biasa bagi anak muda. Maka tiada keraguan lagi, jika kita pada usia muda telah diberikan kelapangan rezeki, kesehatan dan kesempatan maka tak ada alasan untuk menunda-nunda beribadah ke tanah suci.
Apalagi saat ini begitu banyak biro perjalanan umroh yang menyediakan paket umroh dengan berbagai variasi harga dan fasilitas. Bahkan untuk anak muda, bisa juga melakukan umroh sekaligus memperkaya wawasan keislaman dengan memilih paket umroh plus turki.
Umroh Sebagai Perjalanan Spiritual Menemukan Jati Diri
Masa-masa muda terutama ketika berada pada fase remaja adalah proses penemuan jatidiri. HIdup masih dipenuhi dengan kegalauan, masih kerap mempertanyakan banyak hal, termasuk berbagai pertanyaan di wilayah agama. Melalui umroh, berdasar perbincangan dengan banyak anak muda yang pernah menunaikan ibadah umroh dan dari berbagai pengalaman, adalah sebuah kesempatan untuk beribadah di tempat-tempat yang begitu penuh dengan rahmat.
Sebut saja Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Maqam Ibrahim, Masjid Qiblatain, dan berbagai tempat lainnya. Di tempat-tempat ini kita bisa melakukan refleksi atas apa dan bagaimana perjalanan hidup kita di masa muda ini.
Allah terasa begitu dekat ketika kita berada di tanah suci, begitu pengalaman banyak jamaah haji maupun umroh. Satu hal lagi, di tanah suci manusia kerap dipertemukan dengan hal-hal yang luar biasa. Hal-hal luar biasa itu biasanya terkait dengan amal perbuatan yang bersangkutan selama ini.
Ada jamaah umroh yang setiap saat selalu tersesat, padahal ia telah begitu yakin dengan arah perjalanannya, ada jamaah yang terus menerus kehilangan alas kaki, tapi ada jamaah yang diberi begitu banyak kemudahan dan berbagai ksiah-kisah yang kadang di luar kemampuan nalar kita. Tapi di luar hal-hal yang sifatnya sangat transcendental tersebut, hal terpenting adalah kesempatan melakukan ibadah. Bayangkan sepertiga malam kita isi dengan bersujud syahdu dalam sholat malam di hadapan Ka’bah, Subhanallah mungkin leleh airmata kita mengenang segala dosa yang pernah kita lakukan.
Bersimpuh kita dalam kesadaran betapa kerdil dan lemahnya kita sebagai manusia. Menangis pilu kita di Masjidil Haram mengingat betapa banyak jasa orang tua tercinta yang kita lupakan, betapa besar karunia Allah yang lupa kita syukuri.
Inilah hal-hal yang bisa menjadi momentum bagi anak muda dalam menemukan identitas kedirian kita. Setelah melakukan refleksi yang sifatnya sangat personal, maka saatnya membangun komitmen perbaikan. Menjadi pemuda yang hidupnya semata-mata mengharap ridho Allah dan bisa menjadi rahmattan lil alamin.
Akhirnya, semoga kita semua dilapangkan rezeki, dimudahkan urusan dan diberi kesempatan untuk tunaikan ibadah umroh, di usia semuda mungkin. Aamiin YRA.
Sebut saja Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Maqam Ibrahim, Masjid Qiblatain, dan berbagai tempat lainnya. Di tempat-tempat ini kita bisa melakukan refleksi atas apa dan bagaimana perjalanan hidup kita di masa muda ini.
Allah terasa begitu dekat ketika kita berada di tanah suci, begitu pengalaman banyak jamaah haji maupun umroh. Satu hal lagi, di tanah suci manusia kerap dipertemukan dengan hal-hal yang luar biasa. Hal-hal luar biasa itu biasanya terkait dengan amal perbuatan yang bersangkutan selama ini.
Ada jamaah umroh yang setiap saat selalu tersesat, padahal ia telah begitu yakin dengan arah perjalanannya, ada jamaah yang terus menerus kehilangan alas kaki, tapi ada jamaah yang diberi begitu banyak kemudahan dan berbagai ksiah-kisah yang kadang di luar kemampuan nalar kita. Tapi di luar hal-hal yang sifatnya sangat transcendental tersebut, hal terpenting adalah kesempatan melakukan ibadah. Bayangkan sepertiga malam kita isi dengan bersujud syahdu dalam sholat malam di hadapan Ka’bah, Subhanallah mungkin leleh airmata kita mengenang segala dosa yang pernah kita lakukan.
Bersimpuh kita dalam kesadaran betapa kerdil dan lemahnya kita sebagai manusia. Menangis pilu kita di Masjidil Haram mengingat betapa banyak jasa orang tua tercinta yang kita lupakan, betapa besar karunia Allah yang lupa kita syukuri.
Inilah hal-hal yang bisa menjadi momentum bagi anak muda dalam menemukan identitas kedirian kita. Setelah melakukan refleksi yang sifatnya sangat personal, maka saatnya membangun komitmen perbaikan. Menjadi pemuda yang hidupnya semata-mata mengharap ridho Allah dan bisa menjadi rahmattan lil alamin.
Akhirnya, semoga kita semua dilapangkan rezeki, dimudahkan urusan dan diberi kesempatan untuk tunaikan ibadah umroh, di usia semuda mungkin. Aamiin YRA.