Penentuan Kiblat Di Masjid Qiblatain
Menyigi Masa Lalu Penentuan Kiblat Di Masjid Qiblatain
Tahulah Anda bahwa sebelum kiblat salat umat Islam mengarah ke Ka’bah di Masjidil Haram, umat muslim pada masa Rasulullah sempat menjalankan ibadah menghadap Masjidil Aqsa? Sejarah ini sudah terjabar jelas dalam Al-quran, dan Masjid Qiblatain merupakan bukti nyata yang masih tersisa. Pada akhirnya Rasulullah SAW yang diberikan amanah untuk mengembalikan arah kiblat menghadap ke Ka’bah. Mau tahu cerita lengkapnya?
Masjid yang terletak di Kota Madinah, tepatnya di Quba, bukit kecil sebelah utara Harrah Wabrah Madinah. Sekitar 7 km dari Masjid Nabawi ini akan membuat Anda percaya akan kondisi masa lalu tersebut. sebab sampai saat ini masih terdapat dua mihrab pada masjid, dimana salah satunya memang menghadap ke Masjidil Aqsa.
Masjid yang terletak di Kota Madinah, tepatnya di Quba, bukit kecil sebelah utara Harrah Wabrah Madinah. Sekitar 7 km dari Masjid Nabawi ini akan membuat Anda percaya akan kondisi masa lalu tersebut. sebab sampai saat ini masih terdapat dua mihrab pada masjid, dimana salah satunya memang menghadap ke Masjidil Aqsa.
Sejarah Penentuan Kiblat Berawal Dari Wahyu DI Masjid Qiblatain
Sebelum tahun 2 Hijriah, kaum muslimin di kawasan arab dan sekitarnya melakukan salat menghadap ke Yerusalem Palestina, tepatnya ke Masjidil Aqsa. Namun hal itu berubah 180 derajat, setelah Rasulullah SAW mampir ke Masjid Qiblatain yang dahulu bernama Masjid Bani Salamah, karena dibangun di atas rumah Bani Salamah tersebut.
Ssaat itu, Nabi Muhammad SAW mampir untuk menyegerakan Salat Zhuhur, dan beliaupun menjadi imam Shalat menghadap ke Masjidil Aqsa, namun ketika memasuki rakaat kedua tibalah wahyu Allah SWT melalui Malaikat Jibril yang meminta Rasulullah SAW untuk mengubah arah kiblat ke Makkah tepatnya ke Masjidil Haram, sontak beliau langsung putar badan mengarah ke tempat yang diberitahu Malaikat itu, diikuti jemaah yang juga ikut salat bersama beliau. Penjabaran perubahan kiblat ini tertuang dalam firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 144.
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan,”
Sejak saat itu, mimbar yang mengarah pada Masjidil Aqsa pada Masjid Qiblatain itu ditinggalkan kaum muslimin, dimana penguasa saat itu melakukan perombakan dan mendirikan mihrab mengarah ke Ka’bah. Tapi sampai saat ini bukti dua kiblat tersebut masih terdapat di dalam lingkungan Masjid yang berkapasitas ratusan ribu jemaah ini. namun yang aktif tentunya mihrab yang mengarah ke kiblat. Sementara yang satunya hanya menjadi bagian seni di dalam ruangan masjid tersebut.
Ssaat itu, Nabi Muhammad SAW mampir untuk menyegerakan Salat Zhuhur, dan beliaupun menjadi imam Shalat menghadap ke Masjidil Aqsa, namun ketika memasuki rakaat kedua tibalah wahyu Allah SWT melalui Malaikat Jibril yang meminta Rasulullah SAW untuk mengubah arah kiblat ke Makkah tepatnya ke Masjidil Haram, sontak beliau langsung putar badan mengarah ke tempat yang diberitahu Malaikat itu, diikuti jemaah yang juga ikut salat bersama beliau. Penjabaran perubahan kiblat ini tertuang dalam firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 144.
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan,”
Sejak saat itu, mimbar yang mengarah pada Masjidil Aqsa pada Masjid Qiblatain itu ditinggalkan kaum muslimin, dimana penguasa saat itu melakukan perombakan dan mendirikan mihrab mengarah ke Ka’bah. Tapi sampai saat ini bukti dua kiblat tersebut masih terdapat di dalam lingkungan Masjid yang berkapasitas ratusan ribu jemaah ini. namun yang aktif tentunya mihrab yang mengarah ke kiblat. Sementara yang satunya hanya menjadi bagian seni di dalam ruangan masjid tersebut.
Begini Arsitektur Masjid Qiblatain Saat Ini
Masjid ini terbilang cukup megah debgan beberapa ciri khasnya. Seperti dua menara di bagian depan Masjid Qiblatain, yang merupakan bukti bahwa kalum muslimin pernah mengarahkan kiblat mereka ke dua tempat berbeda.
- Desain dari masjid ini mengadopsi desai Orthogonal dan simetri, dimana banyak dekorasi yang mencerminkan dua jenis desain tersebut.
- Hingga saat ini mihrab yang tak digunakan di dalam Masjid Qiblatain yaitu yang menghadap ke Palestina, dibiarkan tidak digunakan, dengan dihiasi pasir,dan tanpa sajadah. Karena sebab itulah banyak jemaah haji, atau pelancong yang menjadikan masjid ini sebagai lokasi solat sekaligus mendiskusikan perihal nama dari website yang akan dikreasikan nantinya.
- Sama halnya dengan kebanyakan pihak yang selalu ingin menjalankan ibadah di masjid ini, juga banyak fasilitas pemandu wisata yang siap menemani Anda mengelilingi masjid dan melihat langsung bukti yang tertinggal, seperti pemisahan kentara lokasi shalat pria dan wanita. Dimana tempat wanita hanya mampu menampung beberapa saja dengan luas 150 meter persegi.
- Bangunan masjid ini akan direnovasi, tapi kondisi dasarnya tidak akan berubah dimana bangunan di dalam terbagi dua, satu khusus untuk salat, dan bangunan satu lagi sebagai lokasi untuk menata Al-quran dan berbagai buku Islam.